Sedangkan istilah ketiga, pendidikan (agama) Islam muncul
dari pandangan bahwa Islam adalah nama bagi agama yang menjadi panutan
dan pandangan hidup umat Islam. Agama Islam diyakini oleh pemeluknya sebagai
ajaran yang berasal dari Allah, yang memberikan petunjuk ke jalan yang benar menuju
kebahagiaan di dunia dan keselamatan di akhirat. Pendidikan (agama) Islam
dalam
hal ini bisa dipahami
sebagai proses dan
upaya serta
cara
transformasi ajaran-ajaran Islam tersebut, agar menjadi rujukan dan pandangan
hidup bagi umat Islam.
Dengan
demikian,
pendidikan
(agama)
Islam lebih
menekankan pada teori
pendidikan Islam
(Tantowi, 2008:7-8).
Pendidikan
Islam
menurut Fazlur Rahman dapat mencakup
dua pengertian
besar
yakni :
Pertama, pendidikan Islam dalam pengertian praktis, yaitu pendidikan yang dilaksanakan di dunia Islam seperti yang diselenggarakan diPakistan, Mesir, Sudan, Saudi, Iran, Turki, Maroko, dan sebagainya, mulai dari
pendidikan dasar
sampai
perguruan tinggi.
Kedua,
pendidikan tinggi
Islam yang disebut dengan intelektualisme Islam. lebih dari itu, pendidikan Islam
menurut Rahman dapat juga
dipahami
sebagai proses
untuk menghasilkan manusia
(ilmuwan) integratif, yang padanya terkumpul sifat-sifat seperti kritis,
kreatif, dinamis, inovatif, progresif, adil jujur dsb. (Sutrisno2006:170).
Sedangkan pendidikan Islam menurut Syeh Muhammad Naquib al-Attas diistilahkan dengan ta’dib yang mengandung arti ilmu pengetahuan, pengajaran
dan
pengasuhan yang
mencakup beberapa aspek yang saling terkait seperti
ilmu, keadilan, kebijakan, amal, kebenaran, nalar, jiwa, hati, pikiran, derajat
dan
adab. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan Islam adalah ilmu
pendidikan yang berdasarkan Islam. Dalam membahas masalah pendidikan, Langgulung Hasan berpendapat
bahwa“ Pendidikan sebenarnya dapat ditinjau dari dua segi
yaitu :
Pertama dari sudut pandang masyarakat,dan
Kedua dari sudut pandang individu”(Langgulung ,1992: 2).
Dari segi pandang masyarakat, ditekankan pada kemampuan manusia
memperoleh pengetahuan dengan mencarinya pada
alam di luar manusia.
Pendidikan dalam
pandangan
ini berarti pewarisan kebudayaan dari generasi tua kepada generasi muda, agar hidup masyarakat tetap berkelanjutan. Dengan
kata lain masyarakat mempunyai
nilai-nilai
budaya
yang disalurkan pada
generasi agar
identitas
masyarakat
tersebut tetap
terpelihara.
Nilai-nilai
ini
bermacam-macam baik berupa intelektual, seni, politik, ekonomi dan lain-lain
Sedangkan dari segi pandang individu beranggapan bahwa manusia
diatas dunia ini mempunyai sejumlah atau seberkas kemampuan yang sifatnya
umum. Dalam pengertian ini pendidikan didefinisikan sebagai proses untuk menemukan
dan mengembangkan kemampuan-kemampuan
ini.
Dari segi pandang masyarakat, ditekankan pada kemampuan manusia
memperoleh pengetahuan dengan mencarinya pada
alam di luar manusia.
Pendidikan dalam
pandangan
ini berarti pewarisan kebudayaan dari generasi tua kepada generasi muda, agar hidup masyarakat tetap berkelanjutan. Dengan
kata lain masyarakat mempunyai
nilai-nilai
budaya
yang disalurkan
pada generasi agar
identitas
masyarakat
tersebut tetap
terpelihara.
Nilai-nilai ini bermacam-macam baik berupa intelektual, seni, politik, ekonomi dan lain-lain.
Sedangkan dari segi pandang individu beranggapan bahwa manusia
diatas dunia ini mempunyai sejumlah atau seberkas kemampuan yang sifatnya
umum. Dalam pengertian ini
pendidikan didefinisikan sebagai proses untuk menemukan dan mengembangkan kemampuan-kemampuan
ini.
Jadi pendidikan ini berarti proses
menampakkan (manifest)
yang tersembunyi
(latent) pada anak didik
(Langgulung, 2001: 50).
Jadi, pendidikan
menurut Langgulung Hasan berarti
upaya
untuk mengembangkan potensi-potensi
yang dimiliki manusia dan pewarisan budaya sekaligus sebagai usaha
internalisasi nilai-nilai yang ada
dalam masyarakat pada anak didik.
Sedangkan
pendidikan
menurut Ahmad D.Marimba adalah
“Suatu bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan
jasmani dan rokhani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian utama” (Marimba,1989:
19).
Pengertian
pendidikan yang
lain
diungkapkan
oleh
Achmadi yang
menyatakan
bahwa “Pendidikan ialah tindakan yang dilakukan secara sadar
dengan tujuan memelihara dan mengembangkan fitrah serta potensi
(sumber daya) insani
menuju
terbentuknya manusia seutuhnya (Achmadi,
1992: 16).
Pendidikan
Islam dalam pemahaman Langgulung Hasan mencakup
kehidupan manusia seutuhnya, tidak hanya memperhatikan segi aqidah tetapi juga
ibadah serta akhlak
(Langgulung,1985: 3).
Lebih lanjut Langgulung
Hasan menjelaskan bahwa pendidikan Islam adalah suatu proses spiritual,
akhlak, intelektual, dan
sosial
yang berusaha
membimbing
manusia
dan memberinya nilai-nilai dan prinsip serta teladan yang ideal dalam kehidupan
dunia akhirat (Langgulung, 2003: 3). pendidikan ini berarti proses
menampakkan (manifest)
yang tersembunyi
(latent) pada anak didik
(Langgulung, 2001: 50).
Jadi, pendidikan
menurut Langgulung Hasan berarti
upaya
mengembangkan potensi
yang dimiliki manusia dan pewarisan budaya sekaligus sebagai usaha
internalisasi nilai yang ada
dalam masyarakat pada anak didik.
Sedangkan pendidikan menurut Ahmad D. Marimba adalah “Suatu imbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan
jasmani dan rokhani si terdidik
menuju terbentuknya kepribadian yang utama”
(Marimba, 1989: 19).
Pengertian pendidikan yang lain diungkapkan oleh Achmadi yang menyatakan bahwa “Pendidikan ialah tindakan yang dilakukan secara sadar
dengan tujuan memelihara dan mengembangkan fitrah serta potensi
(sumber daya) insani
menuju
terbentuknya manusia seutuhnya (Achmadi,
1992: 16).
Pendidikan Islam
dalam
pemahaman Langgulung Hasan mencakup kehidupan
manusia seutuhnya, tidak hanya memperhatikan segi aqidah tetapi
juga ibadah serta akhlak (Langgulung, 1985: 3).
Lebih lanjut Langgulung Hasan menjelaskan bahwa pendidikan Islam adalah suatu proses spiritual, akhlak,
intelektual, dan
sosial
yang berusaha membimbing manusia dan memberinya nilai-nilai dan prinsip serta teladan yang ideal dalam kehidupan
dunia akhirat (Langgulung, 2003: 3).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar