Secara alami alkohol memang terkandung dalam darah, alkohol diperlukan dalam proses ralaksasi tubuh dan saraf dimana dalam proses tersebut telah diatur oleh hormon. Kandungan alkohol dalam darah diatur melalui proses ekskresi artinya apabila alkohol dalam darah berlebih maka akan dikeluarkan dalam bentuk keringat ataupun kencing. Walaupun demikian, karena proses ekskresi memerlukan waktu yang lebih lama daripada penyerapan alkohol itu sendiri, maka bagi yang minum minuman keras terlalu banyak kadar alkohol dalam darah akan meningkat dan melebihi batas normal yang mampu diterima oleh tubuh, yang tentunya akan memberikan dampak langsung bagi tubuh peminumnya terutama pada sel-sel yang sengat sensitif terhadap alkohol seperti sel saraf. Salah satu dampak yang ditimbulkan dari alkohol adalah menimbulkan efek euphoria yaitu berupa perasaan nyaman, dan tenang bagi peminumnya sehingga membuat peminumnya lebih mudah untuk mengungkapkan emosi. Walaupun demikian, jika seseorang terlalu banyak minum alkohol yang terjadi malah peminum akan mengungkapkan emosinya dengan terlalu berlebihan bahkan bisa menyebabkan terjadinya ganggguan mental organic (GMO), yaitu gangguan dalam fungsi berpikir, merasakan, dan berprilaku. Timbulnya GMO itu disebabkan reaksi langsung alkohol pada sel-sel saraf pusat. Pada orang yang belum terbiasa minum alkohol maka efek yang ditimbulkan beragam tergantung pada kadar alkohol dalam darahnya.
Karena alkohol menimbulkan efek
euphoria maka seperti zat-zat lain yang menimbulkan efek euphoria, alkohol juga
menyebabkan kecanduan pada peminumnya, hanya saja kecanduan pada alkohol tidak
muncul langsung sejak pertama kali meminumnya, namun itu terjadi sedikit demi
sedikit yang ditandai mulai dari penambahan takaran/dosis dan frekuensi minum.
Apabila seseorang telah menjadi pecandu alkohol (alcoholic) maka akan timbul
berbagai penyakit terutama yang berhubungan dengan saraf dan organ dalam.
Berikut berbagai penyakit yang sudah terbukti akibat seseorang menjadi
alcoholic.
Bagi para alcoholic yang masih berusia
15-17 tahun cinderung berpotensi menyebabkan kerusakan otak terutama pada
bagian yang berfungsi untuk menyimpan memori.
Ø Sirosis hati (cirrhosis hepatis)
Ø Gastritis atau peradangan selaput
lendir lambung.
Ø Oedema otak, yaitu keadaan dimana
terdapat pembengkakan dan terbendungnya darah yang nyata sekali pada
jaringan-jaringan otak, sehingga daya koordinasi yang normal tidak dapat
berjalan lagi.
Pelemahkan jantung, sehingga lambat-laun jantung
itu tidak lagi bekerja dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar