Dari hasil studi yang dilakukan di
Amerika, lebih dari 85 persen penduduk di AS pernah menkomsumsi alkohol
sekurang-kurangnya satu kali dalam seumur hidupnya dan sekitar 51 persen dari
semua orang dewasa di AS merupakan pengguna alkohol yang cukup rutin hingga
sekarang ini. Penyalahgunaan alkohol lebih umum terjadi di masyarakat yang
berpendapatan rendah dan kurangnya pendidikan.
1. Akibat rendahnya tingkat pendidikan dan ekonomi mayarakat .
Akibat rendahnya tingkat pendidikan
dan ekonomi mayarakat maka banyak dari para remaja dan orang dewasa menganggur,
mau bekerja sebagai PNS tidak mungkin
kerena hanya tamat SMA, mau membuka usaha tapi modal tidak ada, pilihan
mereka hanya bekerja sebagai petani, namun banyak remaja yang merasa gengsi dan
malu menekuni pekerjaan tersebut, terutama terhadap teman-teman mereka yang dari
luar daerah.
Tidak ada kegiatan, mereka lebih
memilih untuk berkumpul dengan sesamanya, berjudi, sambil ditemani minum
minuman keras tentunya. Di seluruh belahan dunia perilaku berjudi dan minum
minuman keras merupakan sebab utama terjadinya kemiskinan di suatu daerah,
sehingga daerah tersebut menjadi menjadi sulit untuk berkembang dan bersaing
dengan daerah lain.
2. Kebudayaan dan Latar Belakang Kehidupan.
Salah satu faktor yang mendorong
berkembangnya perilaku minum minuman beralkohol adalah kebudayaan serta latar
belakang kehidupan seseorang (Garry R. Collins, 2000).
Karena kebiasaan yang sudah
membudaya ini maka muncul kecenderungan untuk merasionalkan norma-norma dan
nilai-nilai menurut persepsi dan kepentingan mereka sendiri. Penyimpangan
perilaku berupa minum minuman keras ini dilakukan dengan cara mengikuti arus
pelaku lainnya melalui sebuah proses pembenanan, hal ini sesuai dengan teori
netralisasi yang dikemukakan oleh Matza dan Sykes.
Jadi secara tidak langsung
kebudayaan masyarakat ikut membantu perkembangan perilaku menyimpang di
masyarakat berupa minum minuman keras.
Latar belakang kehidupan seseorang juga berpengaruh menentukan perilaku
seseorang di masyarakat termasuk berbagai bentuk penyimpangan seperti minum
minuman keras.
Orang yang pada masa kecilnya
bergaul bersama dengan pemabuk tentu akan cinderung untuk menjadi pemabuk juga.
Hal tersebut karena dalam lingkungan sosial, seseorang cinderung untuk berusaha
diterima olah kelompok sosialnya dengan cara mengikuti perilaku dan gaya hidup
mereka.
3. Tidak Adanya Peran Orang Tua dan Tokoh Masyarakat Sebagai
kontrol Sosial.
Masa kanak-kanak dan remaja adalah
masa dimana seseorang belajar untuk meniru berbagai perilaku orang yang berada
di lingkungannya untuk kemudian dipahami dan sebagai suatu bentuk nilai yang
sering disebut sebagai proses imitasi.
Dalam proses imitasi orang tua
adalah berperan sangat penting dalam membentuk kepribadian seseorang, anak-anak
akan cenderung untuk meniru perbuatan orang tua yang dianggap sebagai orang terdekat.
Masalah yang terjadi adalah
banyaknya orang tua yang bukannya memberikan contoh baik, mereka malah minum
minuman keras di depan anak-anak tanpa memikirkan dampak yang akan timbul.
Anak-anak yang menyaksikan orang tua mereka minum mendapatkan nilai bahwa
seakan-akan minum minuman keras itu adalah sesuatu yang wajar sehingga mereka
cenderung berprilaku yang sama dengan orang tua mereka. Selain karena contoh
buruk yang diberikan, masalah lain adalah tidak adanya peran orang tua sebagai
kontrol sosial sehingga norma serta nilai luhur yang seharusnya dijaga terkesan
terabaikan.
Akibat dari tidak adanya kontrol sosial tersebut
menyebabkan timbulnya berbagai bentuk penyimpangan sosial. Penyimpangan sosial
dapat diartikan sebagai perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan dengan
norma-norma di masyarakat, artinya penyimpangan tersebut terjadi jika seseorang
tidak mematuhi patokan norma yang sudah ada. Disfungsi dari perilaku menyimpang
dapat menyebabkan terancamnya kehidupan sosial, karena tatanan sistem yang
sudah ada dapat tidak berjalan sebagaimana mestinya karena ada individu yang
tidak dapat menjalankan tugasnya dalam sistem masyarakat (Wawan Hermawan, 2008).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar