BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI
Kata atau istilah komunikasi (dari
bahasa Inggris “communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya
adalah dari bahasa Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata
communis Dalam kata communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik
bersama’ yaitu suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan
makna.
Komunikasi secara terminologis
merujuk pada adanya proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada
orang lain. Jadi dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah
manusia. Karena itu merujuk pada pengertian Ruben dan Steward(1998:16) mengenai
komunikasi manusia yaitu: Human communication is the process through which
individuals –in relationships, group, organizations and societies—respond to
and create messages to adapt to the environment and one another. Bahwa
komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu
hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan
pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.
Di kutip dari buku Ilmu Komunikasi
Suatu Pengantar yang di tulis oleh Deddy Mulyana, terdapat empat fungsi
komunikasi, yakni: komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi ritual,
dan komunikasi instrumental. Dan di makalah ini, penulis akan sedikit
menjelaskan tentang komunikasi sosial.
B.
KOMUNIKASI SOSIAL
Di kehidupan ini komunikasi
merupakan sesuatu yang sangat vital. Komunikasi berperan penting bagi kehidupan
manusia, karena manusia itu sendiri dikenal sebagai makhluk social. Setiap saat
pasti manusia di dunia ini melakukan komunikasi, baik itu komunikasi verbal
maupun komunikasi non verbal. Namun , berkomunikasi dengan mengharapkan timbal
balik yang positif dari lawan bicara kita itu sulit, contohnya pada saat perang
dunia kedua. Menjelang akhir perang dunia kedua, terdapat bukti bahwa ada
kekeliruan dalam menterjemahkan pesan yang dikirimkan pemerintah Jepang dan ini
telah memicu pengeboman Hiroshima. Kata mokusatsu yang digunakan Jepang dalam
merespon ultimatum Amerika Serikat untuk menyerah diterjemahkan oleh domei
sebagai “mengabaikan”, tetapi pihak Amerika Serikat mengartikan kata tersebut
dengan “no comment” sehingga pihak Amerika Serikat memutuskan menjatuhkan bom
atom di Hiroshima. Padahal kata mokusatsu itu adalah “Kami akan menanti
ultimatum Tuan tanpa komentar.”
Melihat dari kasus di atas, kesalahpahaman dalam berkomunikasi akan mengakibatkan sebuah masalah, maka komunikasi sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Berdasarkan pengamatan berbagai pakar komunikasi, mereka mengemukakan fungsi yang berbeda-beda, meskipun ada kalanya terdapat kesamaan dan tumpang tindih diantara berbagai pendapat tersebut. Seperti yang sudah penulis katakan di atas, di kutip dari buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar yang di tulis oleh Deddy Mulyana, terdapat empat fungsi komunikasi, yakni: komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi ritual, dan komunikasi instrumental. Berikut ini saya akan membahas komunikasi sosial.
Melihat dari kasus di atas, kesalahpahaman dalam berkomunikasi akan mengakibatkan sebuah masalah, maka komunikasi sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Berdasarkan pengamatan berbagai pakar komunikasi, mereka mengemukakan fungsi yang berbeda-beda, meskipun ada kalanya terdapat kesamaan dan tumpang tindih diantara berbagai pendapat tersebut. Seperti yang sudah penulis katakan di atas, di kutip dari buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar yang di tulis oleh Deddy Mulyana, terdapat empat fungsi komunikasi, yakni: komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi ritual, dan komunikasi instrumental. Berikut ini saya akan membahas komunikasi sosial.
Komunikasi sosial adalah Kegiatan
komunikasi yang diaarahkan pada pencapaian suatu situasi integrasi sosial.
Komunikasi sosial juga merupakan suatu proses pengaruh-mempengaruhi mencapai
keterkaitan sosial yang dicita-citakan antar individu yang ada di masyarakat.
Komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk
menbangun konsep diri kita, aktualisasi diri, kelangsungan hidup, memperoleh
kebahagian, terhindar dari tekanan dan ketegangan (lewat komunikasi yang
bersifat menghibur) dan mempunyai hubungan dengan orang lain.
-
Pembentukan konsep diri
Pembentukan konsep diri adalah
pandangan kita mengenai siapa diri kita dan itu hanya bisa kita peroleh lewat
informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Aspek-aspek konsep diri
diantaranya : jenis kelamin, agama, kesukuan, pendidikan, pengalaman, rupa
fisik dan lain-lain. Identitas etnik merupakan konsep penting atau unsur-unsur
penting konsep diri.
-
Pernyataan eksistensi diri
Orang berkomunikasi untuk
menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau pernyataan
eksistensi diri. Ketika berbicara, kita sebenarnya menyatakan bahwa kita ada.
Komunikasi sosial itu sendiri bertujuan untuk integrasi bangsa dan sosial.
Integrasi adalah menciptakan rasa aman yang diperoleh dari ikatan sosial yang
kuat dengan mengorbankan sedikit atau banyak kepentingan individu. Adapun
beberapa masalah yang menjadi penghambat integrasi bangsa dan integrasi sosial,
yaitu :
1. Integrasi bangsa melalui komunikasi
antar generasi.
2. Pengaruh luar negeri melalui
komunikasi internasional dan ilmu pengetahuan.
3. Akibat-akibat pembangunan sebagai
unitended by products, contoh : pembangunan yang lebih banyak dikota
dibandingkan dipedesaan.
Integrasi bangsa dan sosial dapat dicapai melalui :
Integrasi bangsa dan sosial dapat dicapai melalui :
a. Perbedaan identifikasi bangsa
melalui bahasa.
Bahasa merupakan pencerminan dari realita hidup masyarakat,
mekanisme bersosialisasi dan komuniakasi, situasi hubungan, diri dan derajat
integrasi diri dan persediaan pengetahuan.
b. Identifikasi sosial melalui proses
belajar atau sosialisai.
Sistem sosial adalah hasil dari interaksi yang bersifat interdependen dan komplementer.
Sistem sosial adalah hasil dari interaksi yang bersifat interdependen dan komplementer.
c. Identifikasi sosial melalui
legitimasi
Contohnya yaitu : Di Indonesia sila Ketuhanan Yang Maha Esa
merupakan nilai yang merupakan perlu atau utama bagi seluruh warga negara
Indonesia.
Sejak lahir kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan dan minum, dan memenuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan kebahagiaan. Melalui komunikasi pula kita dapat memenuhi kebutuhan emosional kita dan meningkatkan kesehatan mental kita. Komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi dilakukan untuk pemenuhan diri untuk merasa terhibur, nyaman dan tentram dengan diri sendiri dan juga orang lain
Sejak lahir kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan dan minum, dan memenuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan kebahagiaan. Melalui komunikasi pula kita dapat memenuhi kebutuhan emosional kita dan meningkatkan kesehatan mental kita. Komunikasi sosial mengisyaratkan bahwa komunikasi dilakukan untuk pemenuhan diri untuk merasa terhibur, nyaman dan tentram dengan diri sendiri dan juga orang lain
C.
KOMUNIKASI DAN PERUBAHAN SOSIAL
a. Sistem Sosial
Dalam
proses komunikasi pembangunan, sistem sosial merupakan target atau sasaran dari
perubahan yang akan diciptakan. Sistem sosial dapat didefinisikan sebagai suatu
kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat dalam kerjasama untuk
memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan bersama. Sebuah sistem sosial
terdiri dari subsitem-subsistem sosial yang dalam konteks tertentu dapat pula
menjadi sistem tersendiri (sitem sosial tersendiri). Ditinjau dari luas
lingkupnya, sistem sosial dapat berupa sistem yang sangat besar, misalnya sebuah
bangsa, sebuah komunitas budaya, komunitas sosial, dan masyarakat. Namun
demikian, sistem sosial dapat pula berupa kumpulan unit manusia dalam skala
kecil, misalnya organisasi dan kelompok.
b. Perubahan Sosial
Perubahan
sosial adalah proses di mana terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu sistem
sosial. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat masuknya ide-ide pembaruan
yang diadopsi oleh para anggota sistem sosial yang bersangkutan. Proses
perubahan sosial biasa tediri dari tiga tahap:
1.
Invensi, yakni proses di mana
ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan
2.
Difusi, yakni proses di mana ide-ide
baru itu dikomunikasikan ke dalam sistem sosial.
3.
Konsekuensi, yakni
perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai akibat
pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika penggunaan atau
penolakan ide baru itu mempunyai akibat.
Jenis-jenis Perubahan Sosial
Salah
satu cara untuk mengidentifikasi jenis-jenis perubahan sosial yang terjadi
adalah dengan mencermati dari mana sumber terjadinya perubahan itu. Jika
perubahan itu bersumber dari dalam sistem sosial itu sendiri, perubahan yang
terjadi disebut perubahan imanen. Sedangkan jika sumbernya ide baru itu
berasal dari luar sistem sosial, disebut perubahan kontak.
Perubahan
imanen terjadi jika anggota sistem sosial menciptakan dan mengembangkan ide
baru dengan sedikit atau tanpa pengaruh sama sekali dari pihak luar dan
kemudian ide baru itu menyebar ke seluruh sistem sosial.
Perubahan
kontak terjadi jika sumber dari luar sistem sosial memperkenalkan ide baru ke
dalam suatu sistem sosial. Dengan demikian, perubahan kontak merupakan gejala
“antarsistem”. Ada dua macam perubahan kontak, yaitu perubahan kontak
selektif dan perubahan kontak terarah. Perbedaan perubahan tersebut
tergantung dari mana kita mengamati datangnya kebutuhan untuk berubah itu, dari
dalamkah atau dari luar sistem sosial.
Perubahan
kontak selektif terjadi jika anggota sistem sosial terbuka pada pengaruh dari
luar (bersikap kosmopolitan) pada pengaruh dari luar dan menerima atau menolak
ide baru itu berdasarkan kebutuhan yang mereka rasakan sendiri (felt-needs).
Perubahan kontak terarah atau perubahan terencana (planned changes)
adalah perubahan yang disengaja dengan adanya orang luar atau sebagian anggota
sitem sosial yang bertindak sebagai agen pembaru (agent of changes) yang
secara intensifberusaha memperkenalkan ide-ide baru untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan oleh lembaga dari luar.
Ditinjau
dari cakupan sasarannya, perubahan sosial dapat berupa perubahan dalam tataran
mikro dan tataran makro. Perubahan yang terjadi dalam tataran mikro adalah
perubahan yang terjadi dalam level individual, ketika seseorang menerima atau
menolak inovasi, sehingga berdampak pada perilaku orang tersebut, baik secara
kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Perubahan yang terjadi dalam tataran
makro adalah perubahan pada level sistem sosial, ketika dalam sistem sosial
terjadi struktur dan fungsi sistem sosial.
c.
Komunikasi Dan Perubahan Sosial
Komunikasi
merupakan unsur yang sangat penting dalam proses perubahan sosial. Kita
sama-sama paham, secara sederhana komunikasi adalah proses di mana pesan-pesan
dioperkan dari sumber kepada penerima, baik secara langsung maupun melalui
media tertentu. Dalam proses perubahan sosial, pesan-pesan yang terkandung dan
dioperkan oleh sumber kepada penerima itu berupa ide-ide pembaruan atau
inovasi. Oleh karena itu, komunikasi yang digunakan untuk menciptakan perubahan
sosial dikenal dengan istilah komunikasi sosial atau komunikasi
pembangunan.
Salah
satu tipe komunikasi sosial/komonikasi pembangunan yang paling menonjol adalah
difusi. Difusi merupakan proses dimana inovasi tersebar ke dalam sistem sosial.
Oleh karen itu, difusi dipandang sebagai kajian komunikasi tersendiri yang
memokuskan telaahan tentang pesan-pesan yang berupa gagasan baru.
Unsur-unsur Difusi
Difusi
sebagai sebuah proses penyebaran ide baru dapat terjadi jika ada (1) inovasi
yang (2) dikomunikasikan memlalui saluran tertentu (3) dalam jangka waktu
tertentu, kepada (4) anggota suatu sitem sosial.
Inovasi
adalah gagasan, tindakan atau barang yang dianggap abru oleh seseorang di mana
kebaruannya itu bersifat relatif. Suatu gagasan dapat dianggap sebagai sebuah
inovasi oleh anggota sistem sosial tertentu, tetapi juga dapat dianggap bukan
inovasi oleh anggota sistem sosial lainnya.
Saluran
komunikasi dalam proses difusi dapat berupa media massa atau media
interpersonal. Jangka waktu adalah banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan proses penyebaran inovasi dan proses pengambilan keputusan adopsi
oleh anggota sistem sosial. Kecepatan adopsi oleh anggota sistem sosial
tergantung pada tingkat keinovatifan anggota sistem sosial serta ciri
karakteristik inovasi yang ditawarkan dalam pandangan anggota sistem sosial.
Ciri karakteristik atau sifat
inovasi terdiri dari:
1.
Keuntungan Relatif (Relative
Advantage)
2.
Kompatibilitas (Compatibility)
3.
Kompleksitas (Complexity)
4.
Trialabilitas (Trialability)
5.
Obsevabilitas (Observability)
D. KOMUNIKASI
SEBAGAI PROSES SOSIAL
Dalam
hubungannya dengan proses sosial, komunikasi menjadi sebuah cara dalam
melakukan perubahan sosial (social change).
Komunikasi berperan menjembatani perbedaan dalam masyarakat karena mampu
merekatkan kembali sistem sosial masyarakat dalam usahanya melakukan perubahan.
Namun begitu, komunikasi juga tak akan lepas dari konteks sosialnya. Artinya ia
akan diwarnai oleh sikap, perilaku, pola, norma, pranata masyarakatnya. Jadi
keduanya saling mempengaruhi dan saling melengkapi, seperti halnya hubungan
antara manusia dengan masyarakat. Little John (1999), menjelaskan hal ini dalam
genre interactionist theories. Dalam teori ini, dijelaskan bahwa memahami
kehidupan sosial sebagai proses interaksi. Komunikasi (interaksi) merupakan
sarana kita belajar berperilaku. Komunikasi merupakan perekat masyarakat.
Masyarakat tidak akan ada tanpa komunikasi. Struktur sosial-struktur sosial
diciptakan dan ditopang melalui interaksi. Bahasa yang dipakai dalam komunikasi
adalah untuk menciptakan struktur-struktur sosial.
Hubungan
antara perubahan sosial dengan komunikasi (atau media komunikasi) pernah
diamati oleh Goran Hedebro (dalam Nurudin, 2004) sebagai berikut :
1. Teori komunikasi mengandung makna pertukaran pesan.
Tidak ada perubahan dalam masyarakat tanpa peran komunikasi. Dengan demikian,
bisa dikatakan bahwa komunikasi hadir pada semua upaya bertujuan membawa ke
arah perubahan.
2. Meskipun dikatakan bahwa komunikasi hadir dengan
tujuan membawa perubahan, namun ia bukan satu-satunya alat dalam membawa
perubahan sosial. Dengan kata lain, komunikasi hanya salah satu dari banyak
faktor yang menimbulkan perubahan masyarakat.
3. Media yang digunakan dalam komunikasi berperan
melegitimasi bangunan sosial yang ada. Ia adalah pembentuk kesadaran yang pada
akhirnya menentukan persepsi orang terhadap dunia dan masyarakat tempat mereka
hidup.
4. Komunikasi adalah alat yang luar biasa guna mengawasi
salah satu kekuatan penting masyarakat; konsepsi mental yang membentuk wawasan
orang mengenai kehidupan. Dengan kata lain, mereka yang berada dalam posisi
mengawasi media, dapat menggerakkan pengaruh yang menentukan menuju arah
perubahan sosial.
Komunikasi
sebagai proses sosial adalah bagian integral dari masyarakat. Secara garis
besar komunikasi sebagai proses sosial di masyarkat memiliki fungsi-fungsi
sebagai berikut : (1) Komunikasi menghubungkan antar berbagai komponen
masyarakat. Komponen di sini tidak hanya individu dan masyarakat saja,
melainkan juga berbagai bentuk lembaga sosial (pers, humas, universitas); (2)
Komunikasi membuka peradaban (civilization)
baru manusia; (3) Komunikasi adalah manifestasi kontrol sosial dalam
masyarakat; (4) Tanpa bisa diingkari komunikasi berperan dalam sosialisasi
nilai ke masyarakat; dan (5) Seseorang akan diketahui jati dirinya sebagai
manusia karena menggunakan komunikasi. Itu juga berarti komunikasi menunjukkan
identitas sosial seseorang.
E.
KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES BUDAYA
Dalam
hubungannya dengan proses budaya komunikasi yang ditujukan kepada orang atau
kelompok lain adalah sebuah pertukaran budaya. Dalam proses tersebut terkandung
unsur-unsur kebudayaan, salah satunya adalah bahasa, sedangkan bahasa adalah
alat komunikasi. Dengan demikian, komunikasi juga disebut sebagai proses
budaya.
Koentjaraningrat
(dalam Nurudin, 2004) menyatakan kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan
karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar, beserta keseluruhan dari
hasil budi dan karyanya. Dari definisi tersebut layak diamati bahwa dalam
kebudayaan itu ada; gagasan, budi dan karya manusia; gagasan dan karya manusia
itu akan menjadi kebudayaan setelah sebelumnya dibiasakan dengan belajar.
Memandang kebudayaan hanya dari segi hasil karyanya adalah tidak tepat.
Demikian juga melihat sesuatu hanya dari gagasan manusia juga terlalu sempit.
Dengan kata lain, kebudayaan menemukan bentuknya jika dipahami secara
keseluruhan.
Apakah
kebudayaan hanya sekedar konsep? Tidak. Paling tidak kebudayaan mempunyai wujud
sebagai berikut : 1) wujud sebagai suatu kompleks gagasan, konsep dan pikiran
manusia; 2) wujud sebagai suatu kompleks aktivitas; dan 3) wujud sebagai benda.
Melihat
wujud kebudayaan tentu secara operasional bisa dilihat dari isi kebudayaan yang
sering disebut sebagai cultural universal
meliputi :
a. Peralatan dan perlengkapan hidup
manusia (pakaian, perumahan, alat rumah tangga, senjata alat produksi,
transpor);
b. Mata pencaharian hidup dan
sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem
distribusi);
c. Sistem kemasyarakatan (sistem
kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum dan sistem perkawinan);
d. Bahasa (lisan maupun tertulis);
e. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni
gerak);
f. Sistem pengetahuan;
g. Religi (sistem kepercayaan).
Komunikasi
adalah salah satu wujud kebudayaan. Sebab, komunikasi hanya bisa terwujud
setelah sebelumnya ada suatu gagasan yang akan dikeluarkan oleh pikiran
individu. Jika komunikasi itu dilakukan dalam suatu komunitas, maka menjadi
sebuah kelompok aktivitas (kompleks aktivitas dalam lingkup komunitas
tertentu). Dan pada akhirnya, komunikasi yang dilakukan tersebut tak jarang
membuahkan suatu bentuk fisik misalnya hasil karya seperti sebuah bangunan.
Bukankah bangunan didirikan karena ada konsep, gagasan, kemudian didiskusikan
(dengan keluarga, pekerja atau arsitek) dan berdirilah sebuah rumah. Maka
komunikasi, nyata menjadi sebuah wujud dari kebudayaan. Dengan kata lain,
komunikasi bisa disebut sebagai proses budaya yang ada dalam masyarakat.
Jika ditinjau secara lebih kongkrit, hubungan antara
komunikasi dengan isi kebudayaan akan semakin jelas.
1. Dalam mempraktekkan komunikasi manusia membutuhkan
peralatan-peralatan tertentu. Secara minimal komunikasi membutuhkan sarana
berbicara seperti mulut, bibir dan hal-hal yang berkaitan dengan bunyi ujaran.
Ada kalanya dibutuhkan tangan dan anggota tubuh lain (komunikasi non verbal)
untuk mendukung komunikasi lisan. Ditinjau secara lebih luas dengan penyebaran
komunikasi yang lebih luas pula, maka digunakanlah peralatan komunikasi massa
seperti televisi, surat kabar, radio dan lain-lain.
2. Komunikasi menghasilkan mata pencaharian hidup
manusia. Komunikasi yang dilakukan lewat televisi misalnya membutuhkan orang
yang digaji untuk “mengurusi” televisi.
3. Sistem kemasyarakatan menjadi bagian tak terpisahkan dari
komunikasi, misalnya sistem hukum komunikasi. Sebab, komunikasi akan efektif
manakala diatur dalam sebuah regulasi agar tidak melanggar norma-norma
masyarakat. Dalam bidang pers, dibutuhkan jaminan kepastian hukum agar terwujud
kebebasan pers. Namun, kebebasan pers juga tak serta merta dikembangkan di luar
norma masyarkat. Di sinilah perlunya sistem hukum komunikasi.
4. Komunikasi akan menemukan bentuknya secara lebih baik
manakala menggunakan bahasa sebagai alat penyampai pesan kepada orang lain.
Wujud banyaknya bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi menunjukkan bahwa
bahasa sebagai isi atau wujud dari komunikasi. Bagaimana penggunaan bahasa yang
efektif, memakai bahasa apa, siapa yang menjadi sasaran adalah manifestasi dari
komunikasi sebagai proses budaya. Termasuk di sini juga ada manifestasi
komunikasi sebagai proses kesenian misalnya, di televisi ada seni gerak (drama,
sinetron, film) atau seni suara (menyanyi, dialog).
5. Sistem pengetahuan atau ilmu pengetahuan merupakan
substansi yang tak lepas dari komunikasi. Bagaimana mungkin suatu komunikasi
akan berlangsung menarik dan dialogis tanpa ada dukungan ilmu pengetahuan? Ilmu
pengetahuan ini juga termasuk ilmu tentang berbicara dan menyampaikan pendapat.
Bukti bahwa masing-masing pribadi berbeda dalam penyampaian, gaya, pengetahuan
yang dimiliki menunjukkan realitas tersebut.
Komunikasi
sebagai proses budaya tak bisa dipungkiri menjadi obyektivasi (meminjam istilah
Berger) antara budaya dengan komunikasi. Proses ini meliputi peran dan pengaruh
komunikasi dalam proses budaya. Komunikasi adalah proses budaya karena di
dalamnya ada proses seperti layaknya sebuah proses kebudayaan, punya wujud dan
isi serta kompleks keseluruhan. Sesuatu dikatakan komunikasi jika ada
unsur-unsur yang terlibat di dalamnya. Kebudayaan juga hanya bisa disebut
kebudayaan jika ada unsur-unsur yang terlibat di dalamnya yang membentuk sebuah
sistem.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris
“communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa
Latin communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata
communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu suatu
usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Di kehidupan ini komunikasi merupakan sesuatu yang sangat
vital. Komunikasi berperan penting bagi kehidupan manusia, karena manusia itu
sendiri dikenal sebagai makhluk social. Setiap saat pasti manusia di dunia ini
melakukan komunikasi, baik itu komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal.
Namun , berkomunikasi dengan mengharapkan timbal balik yang positif dari lawan
bicara kita itu sulit,
B.
Saran
Dengan melalui makalah ini kami selaku penyusun
mengharapkan khususnya semua mahasiswa kesehatah masyarakat STIKES
MW dapat mengetahui serta memahami tentang Konsep Pengorganisasian
masyarakat dalam dasar-dasar kesling
DAFTAR
PUSTAKA
Ø http://bambangsukmawijaya.wordpress.com/category/komunikasi-sosial/
Ø Mulyana,
Deddy. 2007, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rasadakarya: Bandung.
Ø Rogers, E.M. dam F.F. Shoemaker, 1987, Communication
of Innovations: A Cross Cultural Approach, The Frre Press, New York