BAB II
FILSAFAT SOKRATES, PLATO, DAN
ARISTOTELES
Sufisme
Beberapa
sumber prihal etomologi dari kata ”Sufi”. Pandangan yang umum adalah kata itu
berasal dari Sufi(صوف),bahasa Arab untuk wol, merujuk kepada jubah sederhana yang
dikenakan oleh para asetik Muslim. Namun tidak semua sufi mengenakan jubah atau
pakaian dari luar. Teori, etimologis yang lainnya menyatakan bahwa akar kata
dari sufi adalah Safa(صفا), yang berarti kemurnian. Hal ini menaruh penekanan pada
Sufisme. Pada kemurnian hati dan jiwa. Teori lain mengatakan bahwa tasawuf
berasal dari kata Yunani thheosofie artinya ilmu ketuhanan.
Sejarah Paham
Merupakan paham yang sudah
berkembang sebelum Nabi Muhammad menjadi Rasulullah. Dan orang-orang Islam baru
di daerah Irak dan Iran
(sekitar abad 8 Masehi) yang sebelumnya merupakan orang-orang yang memeluk
agama non Islam atau menganut paham-paham tertentu. Mesti sudah masuk Islam,
hidupnya tetap memelihara kesahajaan dan menjauhkan diri dari kemewahan dan
kesenangan keduniaan. Ini didorong oleh kesungguhan untuk mengamalkan
ajarannya, yaitu dalam kehidupan sangat berendah-rendah diri dan menghina-hina
diri terhadap Tuhan.Mereka selalu mengenakan pakaian yang pada waktu itu
termasuk pakaian yang sangat sederhana, yaitu pakaian dari kulit domba yang
masih berbulu,sampai akhirnya dikenal sebagai semacam tanda bagi
penganut-penganut paham tersebut. Itulah sebabnya maka pahamnya kemudian
disebut PAHAM SUFI,SUFISME atau PAHAM TASAWUF, dan orangnya disebut ORANG SUFI.
A.
Sokrates
Sokrates
hidup pada tahun kurang lebih tahun 469-399 SM dan Domekritos pada tahun
kurang iebih 460-370 SM yang kedua hidup sejaman dengan Zeno yang dilahirkan
pada tahun kurang lebih 490 SM dan lain-lainnya, serta disebut sebagai filosuf
Pra sokrates, dimana filsafat mereka tidak dipengaruhi oleh Sokrates.Harus
diketahui bahwa kaum sofis hidup bersama-sama dengan Sokrates. Dimana hidup
sokrates dan kaum sofis susah dipindahkan dan menurut Cicero, difinisi Sokrates adalah memindahkan
filsafat dari langit dan bumi artinya sasaran diselidikinya bukan jagat raya
melainkan manusia, dan tujuan menjadikan manusia menjadi sasaran pemikiran
filsuf.
Sokrates
melahirkan bermacam-macam orang atau ahli Politik, Pejabat, tukang dan
lainya-lainnya, dengan mencapai tujuan yaitu membuka kedok segala peraturan
atau hukum yang semu, sehingga tampak sipatnya yang semu dan mengajak orang
melacak atau menelusuri sumber-sumber hukum yang sejati (Dengan Hipotese). Dan
menurut sokrates bahwa alat untuk eudemonia atau kebahagiaan adalah kebijakan
atau keutamaan tidak diartikan secara
moral. Socrates terkenal dengan: “keutama’an adalah pengetahuan“ yaitu
keutama’an di bidang hidup baik tentu menjadi orang dapat hidup baik.
Dengan
demikian zaman Sokrates adalah zaman yang sangat penting sekali, karena
merupakan zaman mewujudkan zaman penghubungan, yang menghubungkan pemikiran pra
Sokrates dan pemikiran Helenis.
B.
Plato
Adalah filsuf Yunani pertama yang
berdasarkan karya-karya yang utuh. Di lahirkan dari keluarga terkemuka dari
kalangan politisi, semula ingin bekerja sebagai seorang politikus, karena
kematian Sokrates (Muridnya selama 8 tahun), Plato memendamkan ambisinya
tersebut.
Kemudian Plato mendirikan sekolah
akademi (Dekat kuil Akademos) dengan maksud untuk memberikan pendidikan yang
intensip dalam ilmu pengetahuan dan filsafat.
Perbeda’an antara Sokrates dengan Plato
adalah dimana mengusahakan adanya difinisi tentang hal yang bersifat umum guna
menentukan hakikat atau esensi segala sesuatu, karena tidak puas dengan
mengetahui, hanya tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan satu persatu,
sedangkan Plato meneruskan usaha itu sevara lebih maju lagi dengan
mengemukakan, bahwa hakikat atau esensi segala sesuatu bukan haanya sebutan
saja, tetapi memiliki kenyata’an, yang lepas daripada sesuatu yang berada
secara kongrit yang disebut “Idea”, dimana Idea itu nyata ada, didalam dunia
Idea (hanya satu yang bersifat kekal).
Plato menekankan kepada kebenaran yang
di luar dunia ini, hal itu tidak berarti bahwa ia bermaksud melarikan diri dari
dunia. Dunia yang kongrit ini dianggap penting, hanya saja hal sempurna tidak
dapat dicapai didalam dunia ini. Namun kita harus berusaha hidup sesempurna
mungkin, yang tampak dalam ajarannya tentang Negara yang adalah puncak filsafat
Plato.
Menurut
Plato, golongan didalam Negara yang Idea harus terdiri dari 3 bagian yaitu:
a. Golongan
yang terdiri dari para yang memerintah (orang bijak/filsuf).
b. Golongan
pembantu yaitu para prajurit yang bertujuan menjamin keamanan.
c. Glongan
terendah yaitu rakyat biasa, para petani dan tukang serta para pedagang yang
menanggung hidup ekonomi Negara.
C.
Aristoteles
Dilahirkan di Stragerira Yunani utara
anak seorang dokter pribadi raja Makedonia dan pada umur kira-kira 18 tahun dikirim
ke Athena untuk belajar kepada Plato. Dan setelah Plato meninggal, Aristoteles
mendirikan sekolah di Assos (Asia Kecil) pada tahun 343 SM kembali ke Makedonia
unntuk menjadi pendidik Alexander yang Agung.
Ketika Alexander meninggal pada tahun
322 SM, Aristoteles dituduh sebagai mendurhaka dan lari ke Khalkes sampai
meninggal. Karyanya banyak sekali akan tetapi sulit menyusun secara sistematis,
ada yang membagi-bagikannya, ada yang ke tiga, manusia adalah pana, Gayus
adalah manusia, jadi Gayus adalah fana.
Cara menyimpulkan ini disebut Syllogisme
(uraian penutup) suatu Syllogisme terdiri dari tiga bagian yaitu suatu dalil
umum, yang disebut minor (Gayus adalah manusia) dan kesimpulannya (Gayus adalah
fana), Syllogisme, mewujudkan puncak logika Aristoteles.
Aristoteles mengajarkan dua macam
pengenalan yaitu pengenalan inderawi pengetahuan tentang bentuk berada tanpa
maretinya. Sedangkan pengenalan rasional mengetahui hakikat sesuatu, jenis
sesuatu yang bersifat umum.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
1. Filsafat
adalah berasal dari kata Yunani yaitu Filosofia berasal dari kata kerja
Filosofis artinya mencintai kebijaksana’an, akan tetapi belum menampakkan
hakikat yang sebenarnya adalah kepada kebijaksana’an.
2. Filsafat
berkembang mulai zaman filsafat kuno sampai pada pertengahan seperti Filsafat
Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal atas
dongeng.
3. Sufisme
berasal dari bahasa Arab suf, yaitu
pakaian yang terbuat dari wol pada kaum Asketen (yaitu orang yang hidupnya
menjauh diri dari kemewahan dan kesenangan).
4. Plato
yakin bahwa disamping hal-hal beraneka ragam dan yang dikuasai oleh gerak
perubahan-perubahan itu tentu ada yang tetap, yang tidak berubah. Menurut Plato
tidak mungkin yang satu, harus menolak yang lain dan juga tidak mungkin
kedua-duanya berdiri-sendiri, yang satu lepas dari pada yang lain. Plato ini
mempertahankan keduanya, memberi hak berada bagi keduanya.
5. Aristoteles
mengerjakan dua macam pengenalan, yaitu pengenalan inderawi dan pengenalan
rasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar